Status my moodNote welcomeThis blog is just a platform for me to write my thoughts. Hope you guys enjoy it. ^^ Zomato food reviewChat say hi ^^Posts my entriesCredits thanks toTemplate by Aqila Farah Zulkifli . Basecode by Yasmin/Yacemin.Header by Aina Najihah Re-dit by Vina Chan I Will Back Off - part 2 Saturday, July 14, 2012 - 2 CommentsNomor bus 073 sudah tiba. Dia melangkah memasuki bus itu dan menge-tap ezlink card-nya. Hanya tersisa $0.5. Dia harus segera mengisi saldonya jika tidak mau repot-repot mengeluarkan recehan $1 tiap kali naik bus. *** Pagi itu Kimmy sengaja berangkat 15 menit lebih awal agar sempat singgah ke interchange untuk mengisi ulang saldo ez-linknya. Tapi yang terjadi malah antrian di counter sangat ramai, sedangkan mesin yang biasanya bisa digunakan untuk mengisi ulang sendiri tanpa bantuan petugas malah rusak. Pantas saja antrian di counter begitu ramai. Kimmy menunggu sekitar 10 menit sambil memandangi jam di ponselnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 7.25. Dan 5 menit lagi sekolah akan dimulai. Dia harus bergegas jika tidak mau terlambat ke sekolah. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari antrian. Pintu gerbang sekolah sudah hampir ditutup. Untungnya security yang sedang menjaga di sana kelihatannya sedikit toleran. Lagipula sebelum ini Kimmy belum pernah terlambat. Setelah pintu gerbang dibuka, Kimmy berlari melewati koridor sambil memandangi jam di ponselnya. Sudah pukul 7.37. Baru telat 2 menit. Tapi tentu saja orang-orang Singapore yang super on-time sulit mentoleransi keterlambatan walau hanya 2 menit. Seseorang mencegat langkahnya. "Apakah kau benar-benar berniat untuk bersekolah di sini? Baru hari ke-dua saja sudah terlambat begini, apalagi hari-hari selanjutnya?" Gawat, guru yang kemarin. Kimmy hanya menundukkan wajahnya berharap guru yang satu ini tidak mengenalinya. Tetapi fakta tidak sesuai dengan harapan. Guru itu angkat bicara, "Oh, tunggu, tunggu. Bukankah kau.. Sepertinya aku pernah melihatmu, tapi di mana ya?" Momen yang tepat untuk kabur. "Maaf, Sir, aku sedang buru-buru." Kemudian Kimmy melangkahkan kakinya dengan kecepatan di atas biasanya dan sambil sesekali melihat ke arah belakang. Siapa tahu guru itu mengikutinya? Kimmy sudah berada tepat di depan ruang kelasnya. Dan dapat dipastikan Kimmy akan diomeli karena terlambat. Tetapi nyatanya suasana kelas masih sangat riuh dan belum ada guru yang masuk. Kimmy mencari bangku kosong, tapi yang dia dapat hanya bangku di depan meja guru. Dengan berat hati akhirnya dia meletakkan tasnya dan duduk di sana. Coba saja Cindy sekelas denganku. Pasti tidak akan seperti ini keadaannya. Sigh. Tiba-tiba kelas menjadi hening. Seluruh pandangan menuju seorang pria dengan kacamata bulat lucu berkemeja kotak-kotak dan berdasi pita yang tidak asing lagi... "Hey, kau yang duduk di depan meja guru," panggil guru itu. Dia menurunkan kacamatanya kemudian menaikkannya lagi. Kimmy menoleh ke kiri dan kanan berharap ada orang lain yang dipanggil guru itu, tapi Kimmy malah makin menyadari bahwa panggilan itu memang untuknya. "Aku?" "Tentu saja, memangnya kau kira siapa lagi? Kau... yang tadi terlambat itu kan?" tanya guru itu. Kimmy merasa sangat malu. Untungnya tidak ada yang menertawakannya. "Baiklah. Aku akan memperkenalkan diri. Namaku Mr. Steve Lee. Tapi kalian cukup memanggilku Mr. Lee karena guru yang bermarga Lee di sekolah ini hanya aku. Aku mengajarkan pelajaran matematika," kelas menjadi sangat riuh. Mungkin sedikit terkejut karena wajahnya sama sekali tidak terlihat seperti seorang guru matematika. Malah dia lebih mirip guru kesenian. "Aku kurang hafal dengan semua guru di sini, tapi aku ingat beberapa nama guru dan kebiasaannya di kelas. Karena ini adalah orientasi oleh guru, maka aku akan memberitahu kebiasaan mereka satu per satu dan semoga informasi yang nanti kuberikan bisa bermanfaat untuk kalian" Mr. Lee sambil sedikit menurunkan kacamata bulatnya. "Ini Mrs Lim," Mr. Lee menunjuk pada sebuah foto. "Orangnya memang sedikit cerewet, tapi dia sangat baik. Dia suka bunga dengan warna cerah. Kalian tau apa yang harus dilakukan." "Berikutnya ada Mr. Ma," Mr. Lee kembali menunjuk pada sebuah foto. "Dia sangat galak, terutama pada murid yang...," Mr. Lee berhenti sejenak. "Yang tidak mengerjakan PR dan membantah perintahnya. Tapi dia ini lulusan S2. Jadi wajar saja jika nanti banyak yang mengeluh kurang mengerti dengan fisika yang diajarkannya," lanjut Mr. Lee. 2 comment[s] | back to topI Will Back Off - part 2 Saturday, July 14, 2012 - 2 Comments Semua murid sudah diizinkan meninggalkan sekolah. Kimmy memasukkan botol
minumnya ke dalam ransel birunya dan bergegas ke stasiun bus. Dia takut
ketinggalan, karena nomor bus 073 yang rutenya melewati stasiun dekat
rumahnya hanya lewat setengah jam sekali, dan tentu saja Kimmy tidak mau
menunggu 30 menit lagi hanya untuk sampai di rumah. Itu akan membuatnya
menunggu lama di stasiun dan terlihat seperti orang bodoh yang terus
memandangi ponselnya sepanjang waktu. Apalagi dia memang belum terbiasa
dengan daerah sekitar sana.
Nomor bus 073 sudah tiba. Dia melangkah memasuki bus itu dan menge-tap ezlink card-nya. Hanya tersisa $0.5. Dia harus segera mengisi saldonya jika tidak mau repot-repot mengeluarkan recehan $1 tiap kali naik bus. *** Pagi itu Kimmy sengaja berangkat 15 menit lebih awal agar sempat singgah ke interchange untuk mengisi ulang saldo ez-linknya. Tapi yang terjadi malah antrian di counter sangat ramai, sedangkan mesin yang biasanya bisa digunakan untuk mengisi ulang sendiri tanpa bantuan petugas malah rusak. Pantas saja antrian di counter begitu ramai. Kimmy menunggu sekitar 10 menit sambil memandangi jam di ponselnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 7.25. Dan 5 menit lagi sekolah akan dimulai. Dia harus bergegas jika tidak mau terlambat ke sekolah. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari antrian. Pintu gerbang sekolah sudah hampir ditutup. Untungnya security yang sedang menjaga di sana kelihatannya sedikit toleran. Lagipula sebelum ini Kimmy belum pernah terlambat. Setelah pintu gerbang dibuka, Kimmy berlari melewati koridor sambil memandangi jam di ponselnya. Sudah pukul 7.37. Baru telat 2 menit. Tapi tentu saja orang-orang Singapore yang super on-time sulit mentoleransi keterlambatan walau hanya 2 menit. Seseorang mencegat langkahnya. "Apakah kau benar-benar berniat untuk bersekolah di sini? Baru hari ke-dua saja sudah terlambat begini, apalagi hari-hari selanjutnya?" Gawat, guru yang kemarin. Kimmy hanya menundukkan wajahnya berharap guru yang satu ini tidak mengenalinya. Tetapi fakta tidak sesuai dengan harapan. Guru itu angkat bicara, "Oh, tunggu, tunggu. Bukankah kau.. Sepertinya aku pernah melihatmu, tapi di mana ya?" Momen yang tepat untuk kabur. "Maaf, Sir, aku sedang buru-buru." Kemudian Kimmy melangkahkan kakinya dengan kecepatan di atas biasanya dan sambil sesekali melihat ke arah belakang. Siapa tahu guru itu mengikutinya? Kimmy sudah berada tepat di depan ruang kelasnya. Dan dapat dipastikan Kimmy akan diomeli karena terlambat. Tetapi nyatanya suasana kelas masih sangat riuh dan belum ada guru yang masuk. Kimmy mencari bangku kosong, tapi yang dia dapat hanya bangku di depan meja guru. Dengan berat hati akhirnya dia meletakkan tasnya dan duduk di sana. Coba saja Cindy sekelas denganku. Pasti tidak akan seperti ini keadaannya. Sigh. Tiba-tiba kelas menjadi hening. Seluruh pandangan menuju seorang pria dengan kacamata bulat lucu berkemeja kotak-kotak dan berdasi pita yang tidak asing lagi... "Hey, kau yang duduk di depan meja guru," panggil guru itu. Dia menurunkan kacamatanya kemudian menaikkannya lagi. Kimmy menoleh ke kiri dan kanan berharap ada orang lain yang dipanggil guru itu, tapi Kimmy malah makin menyadari bahwa panggilan itu memang untuknya. "Aku?" "Tentu saja, memangnya kau kira siapa lagi? Kau... yang tadi terlambat itu kan?" tanya guru itu. Kimmy merasa sangat malu. Untungnya tidak ada yang menertawakannya. "Baiklah. Aku akan memperkenalkan diri. Namaku Mr. Steve Lee. Tapi kalian cukup memanggilku Mr. Lee karena guru yang bermarga Lee di sekolah ini hanya aku. Aku mengajarkan pelajaran matematika," kelas menjadi sangat riuh. Mungkin sedikit terkejut karena wajahnya sama sekali tidak terlihat seperti seorang guru matematika. Malah dia lebih mirip guru kesenian. "Aku kurang hafal dengan semua guru di sini, tapi aku ingat beberapa nama guru dan kebiasaannya di kelas. Karena ini adalah orientasi oleh guru, maka aku akan memberitahu kebiasaan mereka satu per satu dan semoga informasi yang nanti kuberikan bisa bermanfaat untuk kalian" Mr. Lee sambil sedikit menurunkan kacamata bulatnya. "Ini Mrs Lim," Mr. Lee menunjuk pada sebuah foto. "Orangnya memang sedikit cerewet, tapi dia sangat baik. Dia suka bunga dengan warna cerah. Kalian tau apa yang harus dilakukan." "Berikutnya ada Mr. Ma," Mr. Lee kembali menunjuk pada sebuah foto. "Dia sangat galak, terutama pada murid yang...," Mr. Lee berhenti sejenak. "Yang tidak mengerjakan PR dan membantah perintahnya. Tapi dia ini lulusan S2. Jadi wajar saja jika nanti banyak yang mengeluh kurang mengerti dengan fisika yang diajarkannya," lanjut Mr. Lee. |